Jumat, 14 Agustus 2015

(CERPEN) wrong way

 hari ini memang hari terburuk yang pernah ada! semuanya menyebalkan, semuanya membosankan, ayah dan ibu hanya bisa ngomongin gue doang. yang seharusnya gue di dukung eh malah di hina, kesabaran gue muncak hari ini. sudah gue putuskin untuk pergi dari rumah yang gede ini. apa artinya rumah dingin banyak ac tapi keluarga dingin? mending rumah seadanya tapi saling menghangatkan. yakan?
itu yang ada di pikiran gue, gue jalan terus entah kemana yang gue tuju, gadget gue juga ketinggalan, dompet juga berkabung, yah akhirnya gue ngalah sama laper. oke gue kelaperan. dan gatau kemana lagi
gue liat di perempatan sana ada warung tegal. coba aja kesana. barangkali boleh ah
"bu, nasinya masih ada bu?" sapa gue
"apa mas? ya anane mung kaya kiye tok mas, dang gelem ya mana di badog, dang ora ya mana merad", tegas ibu warteg
gue cuman bengong, gatau bahasa tegal, yaudah mungkin gue di tolak yaudahlah, warteg sialan! gue telusurin semuanya dan aku lelah. aku duduk di samping ruko dekat nasi soto. gue kaya mau pingsan. gue liat ada ibu2 yg deketin gue
"nak nak.. kamu lapar ya?" sapa ibu itu
"iya bu. sangat lapar"
"sekejap ya nak"
gue cuma diam dan malu sambil mencuri pandang dengan bintang. tak lama kemudian
"ini nak. masih hangat. coba saja"
"iya bu" gue lahap dengan begitu nikmatnyaa dan benar saja enak sekali.
"kau tinggal dimana nak?"
"tak jauh dari sini bu, sudahlah bu, aku tak punya tempat tinggal"
"oh yaudah maaf, emang ada masalah apa kau dengan ibumu nak?"
"sudahlah aku sudah muak dengannya, dengan apa yang mereka lakuin"
"yasudah nak, ini minumnya"
"ohya makasih ya bu, ibu baik sekali, andai saja ibuku sepertimu, baik hati, lebih baik dari ibuku"
dia pun tersenyum,"nak, boleh ibu berbicara kepadamu?" sambungnya
"iya silahkan bu,"
"dulu waktu kamu kecil mereka memanjakanmu?"
"iya bu, aku di belikan banyak mainan, kenapa bu?"
"dulu waktu kamu sakit mereka merawatmu?"
"iya bu, mereka sangat cerewet, kenapa bu?"
"gini ya nak, ibu hanya ngasih kamu semangkuk kecil dan segelas teh hangat aja udah kau bilang lebih baik dari orang tuamu, bayangkan deh, ibu kamu udah ngorbanin uangnya untuk selalu jaga senyummu di waktu kecil, memberikan waktunya untuk merwat saat kamu sakit, apa itu lebih mahal dari nasi soto ku? takan ada yang lebih baik dari orang tuamu nak, takan ada, bahkan allah ngasih kepercayaan penuh kepada orang tuamu, bahwa rodho-NYA ridho orang tuamu, aku yakin mereka nyariin kamu, sangat percaya, semoga nasi sotoku memberikan tenaga untuk kamu sampai kerumahmu ya nak? selanjutnya terserahmu, mereka sangat mencintaimu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar